yogyakarta 17 november 2017
beberapa hari agak lumayan pelajaran yang saya ambil. terutama managemen baper, hihihihi.
ada satu pengalaman dimana saya merasa "weh kok gini yaa, jane karepe opo to?"
dan ketika perasan tersebut tidak diurai dan tidak tersampaikan dengan baik maka akan mempengaruhi kerja satu kerajaan.
pun saya memint awaktu lagi kepada ayah untuk sekedar mendengarkan ketidak enakan perasaan saya.
sekedar sharing, dan beliau bilang "ya ungkapkan apa yang kamu rasakan, jangan berasumsi."
pun akhirnya ketemu, dan ternyata perasaan ini yang Alloh kirimkan ke saya terjawab. dan saya cukup tahu.. ohh iyaa begitu to.
daaan tantangan saya adalah ketika saya semakin menggila dengan tidak mengatur jam online, hingga dapat surat cinta dari ayah tersayang.
"ketika yang utama menjadi yang bukan utama begitu pula sebaliknya maka sebaiknya bunda merenung"
merombak segala hal yang berhubungan dengan dunia online, mulai dari jam online dan tanggung jawab di dunia per online an.
dan pagi ini sebelum ananda sekolah, saya menyelesaikan tugas kuliah bunda sayang. setiap pagi bangun jam 3 menyelesaikan kewajiban untuk diri saya dan tugas tuga syang lain.
selama 10 hri lebih menerapkan komunikasi produktif bnayak sekali perubahan dalam diri saya pribadi, dan ananda.
hingga sya akhirnya memutuskan untuk memilih prioritas utama adalah keluarga.
melepaskan amanah yang sudah saya sanggupi beberapa waktu lalu untuk kembali lagi ke keluarga, karena saya sampai sekarang masih meraba dan berusaha adaptasi. melepaskan amanah bukan karena tidak sanggup, tapi lebih ke tujuan awal. untuk apa saya bergabung di komunitas ini, tujuan awalnya apa.
terlalu banyak hal yang memang sangat mengganjal di hati ketika saya semakin dalam tahu, ada beberapa hal yang memang menurut saya sebagai orang awam tidak pas, dan sangat mengganggu. (akhirnya saya kembali bercermin, apakah saya pantas?)
ijinkan saya belajar memperbaiki diri saya dulu, belajar dalam perkuliahan bunda sayang, menerapkannya dalam keluarga secara istiqomah, minimal saya bermanfaat untuk keluarga saya.
duh kok jadi curhat...
i'm still here.. berjuan gmelawan kelemahan saya, dan semoga saya bisa lulus dengan baik plus istiqomah.
tetep dalam lingkaran positif yang saling menguatkan,
hari ini sudah berjalan dengan baik komunikasinya tinggal memanajemen hati dan pikiran agar tidak tampak di luar.
terima kasih IIP terim kasih.
Kamis, 16 November 2017
Komunikasi Produktif 9
Yogyakarta, 12
november 2017
Sudah masuk hari
senin, alhamdulillah.
Beberapa hari
ini, ada sesuatu yang menggelitik batin saya dan pikiran saya. Sesuatu yang
menurut saya ini harus segera diluruskan.
Dan akhirnya saya
sampaikan ke suami.. saat
ananda sedang mempersiapkan kebutuhan sekolahnya.
” Yang.. mau
ngobrol bentar dunk..”
Langsung suami
fokus siap mendengarkan. Karena tidak biasanya saya mengawali dengan kalimat
tersebut.
”yang.. kalau
ayah nie diajari ketrampilan dan orang yang ngajari ayah juga jual bahannya
kira kira nie kalau ayah beli bahan di tempat lain, em ayah punya attitude
ndak?”
”lapo to
nda kok muter muter ae..”
”jadi
gini, bunda tu dicurhati kawan seperti kasus tersebut di atas, dan sesungguhnya
bunda agak gak sreg dalam hal tersebut. Pun di grup WAG dibahas pula beli di
toko X harga sekian, di online shop harga sekian bahan bahan tersebut, padahal
di dalam grup tersebut ada yang ngajari kami.”
”terus
nda..”
”sedih
aja yah, pan bisa dijapri sebenarnya kalau misal ada yang butuh info diman abeli bahan yang murah"
"lha bunda nyaman ndak di komunitas tersebut? ora usah dijawab, bunda tahu apa yang harus bunda lakukan."
dan terdengar suara merdu dari kamar sebelah...
"bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... celanaku mana?" kenceng bener anak ini teriaknya. salah satu caranyha utnuk menarik perhatian saya.
"iyaaa naak sebentar."
sayapun berlari mendekati ananda.
"itu apa" sambil nunjuk di tumpukan bajunya ada celana nyempil disitu.
"hehehehe.. bunda di sini aja nemenin aku."
"iya tapi pake baju sendiri ya."
"iya nda.."
"kak kira kira nie, kalau kaka tiap pagi teriak teriak gitu sakit ndak telinganya?"
"ndak tu nda.."
dieng salah kasih petanyaan, efek lagi susah fokus.
"ok kak.. yuk lanjut siap siap.."
wanita itu ternyata juga perlu didengarkan loo, walaupaun cuma 5 menit. sekedar mendengarkan kegelisahan hatinya, itu sudah cukup membuatnya bahagia.
"lha bunda nyaman ndak di komunitas tersebut? ora usah dijawab, bunda tahu apa yang harus bunda lakukan."
dan terdengar suara merdu dari kamar sebelah...
"bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... celanaku mana?" kenceng bener anak ini teriaknya. salah satu caranyha utnuk menarik perhatian saya.
"iyaaa naak sebentar."
sayapun berlari mendekati ananda.
"itu apa" sambil nunjuk di tumpukan bajunya ada celana nyempil disitu.
"hehehehe.. bunda di sini aja nemenin aku."
"iya tapi pake baju sendiri ya."
"iya nda.."
"kak kira kira nie, kalau kaka tiap pagi teriak teriak gitu sakit ndak telinganya?"
"ndak tu nda.."
dieng salah kasih petanyaan, efek lagi susah fokus.
"ok kak.. yuk lanjut siap siap.."
wanita itu ternyata juga perlu didengarkan loo, walaupaun cuma 5 menit. sekedar mendengarkan kegelisahan hatinya, itu sudah cukup membuatnya bahagia.
komunikasi produktif 8
Yogyakarta, 12
November 2017
Pagi ini bangun
sudah super pagi, karena malam sebelumnya sudah disampaikan bahwa pagi ini kami
akan olahraga di luar rumah. Tujuannya adalah ke Malioboro, seumur umur tinggal
di Jogja belum pernah pagi hari jam 5 gitu jalan jalan di Malioboro.
Dan ternyata
eksekusinya betul jam 5 pagi, kami naik Silver (nama yang kami berikan kepada
motor ayah ZX 130) muterin jogja eh rutenya berubah, pak supir (ayah) lebih
seneng ke alun alun selatan, ternyata eh ternyata ayahanda sudah laper hehehe,
dan kamipun mencari sarapan pagi, ananda makan bubur ayah makan nasi soto,
bunda belum jamnya sarapan.
Sesampainya di
alun alun kidul alhamdulillah lagi bersyukur betul, ada acara Gerakan
Masyarakat Sehat disingkat GERMAS (semoga tidak salah ya) dalam rangka Hari
Kesehatan Nasional. Ada banyak stand di alun alun kidul. Kamipun menjelajah
tiap stand. Dan sampailah kami di stand BPOM, senengnya saya bisa menjelaskan
makanan makanan yang sekiranya berbahaya untuk kesehatan.
”Kak sini deh.”
”apa Nda?”
”kakak tahu ini
apa?”
”kerupuk nda”
”kerupuknya
warnanya apa kak?”
”merah Nda..
pakai pewarna itu ya Nda?”
”iya kak, namanya
Rhodamin B. Itu pewarna berbahaya untuk kesehatan tubuh.”
”bisa sakit ya
Nda?”
”iya sayang,
salah satunya bisa sakit perut. Kakak mau dapat hadiah tidak? Ada kuis ini.”
”mau Nda”
”ditulis dulu
nama kakak.”
Sambil menunggu
ananda menulis nama, saya memilih pertanyaan
yang sekiranya ananda bisa menjawabnya di pohon pertanyaan.
”sudah kak?”
”sudah nda.”
”pertanyaan nomor
22, apakah dibolehkan membungkus makanan menggunakan seteples.”
Heemmmm.... mikir
lama ananda.
”jadi kak, kaka
tahu isi seteples?”
”iya nda.”
”kira kira nie
bahaya tidak kalau tertelan?”
”bahaya nda,
itukan dari besi, bisa luka lidah kita.”
”nah berarti
boleh tidak nak?”
”tidak.”
”oke ditulis
sayang.”
Dan ananda pun
menyerahkan hasil jawabannya kepada petugas BPOM dan ananda memilih hadiah
komik (baru seneng senengnya membaca)
salah satu pojok selfie |
Setelah itu kami
melanjutkan perjalanan di sebelah gedung Sasana Hinggil, ada kegiatan donor
darah dan pemeriksan TORCH gratis. Saya pun daftar dan karena tidak membawa
syarat pemeriksaan saya memutuskan untuk pulang, melengkapi syarat syarat
tersebut, ananda bermain dengan ayah di alun alun.
Syarat
alhamdulillah sudah beres, ngantri lama.
Pemandangan di
hadapan saya bener bener membuat hati trenyuh, ada seorang bapak yang sudah ngantri
dari pagi untuk memeriksakan anaknya yang sudah menikah, apakah anakku sehat,
kok belum hamil setelah keguguran. Dalam benak saya, bapak ini cintanya dan
kasih sayang ke anaknya luar biasa, saya trenyuh kelingan bapak saya sampai
saat ini belum bisa berbakti secara baik kepada beliau. Semoga bapak saya
diparingi umur panjang dan berkah, bisa segera ke Baitullah aamiin.
Selama periksa
ada berita duka masuk, ayah dari teman saya meninggal dunia. Setelah periksa
kami melanjutkan perjalanan ke rumah duka dan menunggu agak lama sampai jenazah
datang.
Hari minggu ini
full lari lari kegiatannya, plus hujan hujanan hehehehe.. banyak perubahan
dalam diri saya ketika menerapkan komunikasi produktif tersebut, dan ananda
jadi sangat berkurang tantrumnya. Ketika saya lelah, saya komunikasikan ke
ayah, saya butuh jeda yah, sebentar saja ya. Sama halnya ketika saya ada
sedikit konflik batin tentang sesuatu hal.. akan saya uraikan di tulisan
selanjutnya...
komunikasi produktif 7
Yogyakarta, 11
November 2017
Pagi ini kami
sekauarga akan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Luar Biasa di daerah
Pajangan Bantul. Dan memang Alloh sudah mentakdirkan lain, saya dan ananda saja
yang bisa berangkat.
Sebelum berangkat
ke panti asuhan, saya dan suami memberikan pengertian kepada ananda..
”ke panti asuhan
Nda.”
”kakak sudah tahu
kalau buda tidak menemani di dalam bis?”
”iya bunda sudah,
bu Guru juga bercerita kalau kita tidak boleh ditemani orang tua”
”nanti bunda
mengawasi dari jauh ya, karena bunda membantu ibu guru.”
”iya bunda, bunda
tidak usah khawatir, aku bisa bun dan berani.”
Saya tersenyum
dan memeluknya, walaupun sejatinya di hati ada rasa haru. Cepat sekali engkau
tumbuh nak.
Acara hari ini
adalah acara rutin kegiatan TK ananda, dan kebetulan saya dan beberapa mama wali
murid turut serta mendampingi di acara tersebut.
Sudah saya
komunikasikan ke suami, jika dalam acara tersebut mohon maaf bunda tidak bisa
menerima telp dan bisa komunikasi via
teks WA karena memang saya tidak enak dengan panitia lain jika menerima telp.
Sepanjang
perjalanan, saya lebih banyak ngobrol dengan mama mama wali murid, karena kami
satu mobil sedangkan ananda di dalam bis yang disewa TK.
Dan sesampainya
di rumah, kami (saya dan suami) mendengarkan ananda bercerita kembali tentang
pengalamnya ketika di panti asuhan. Panti asuhan yang kami kunjungi adalah
panti asuhan yang mengasuh anak anak yang berkebutuhan khusus.
Dan inilah
cerita ananda.
”ayah, tadi aku
ke panti asuhan lo. Naik bis
duduk bersebalahan dengan temanku.”
”iya.. cerita apa
saja tadi kak?”
”jadi tu, tadi
perjalananya jauh yah, naik naik jalannya melewati sawah sawah.”
”kakak suka naik
bis?”
”iya yah, tapi
lain kali jangan bis yang jelek lagi.”
Saya menjadi
pendengar, karena berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar.
”alhamdulillah
bisa naik bis kak.”
”iya yah, dan
tadi aku belajar bersyukur punya badan yang lengkap yah.”
”alhamdulillah,
tadi di panti lihat apa saja kak?”
”tadi di panti
lihat kakak kakak panti main rebana yah, nyanyi gitu. Ada yang tidak bisa
lihat, ada yang tangannya tidak bisa digerakkan (maksudnya ananda adalah
tangannya cacat dari lahir, ukurannya lebih kecil dari tangan normal), ada yang
mukanya gini terus yah (sembari ananda memperlihatkan muka yang dimaksud,
maksud ananda adalah kakak kakak yang mengidap down syndrome).”
”terus kak”
saking antusiasnya sampai tersepona mendengarkan dan melihat ananda bercerita.
”kakak kakaknya
pinter bunda, main gamelan pake kaki, terus Nda mukanya senyum terus. Gak kayak
bunda tu merengut aja merengut aja”
Sayapun senyum..
ayah pun juga hehehehe...
”terus yah,
kakaknya bisa buat kipas, boneka, keset, dan batik. Dijual itu yah. Tapi tadi
kakak tidak beli karena tadi tidak diberi uang saku yah.”
”wah kakak kakaknya
hebat ya, bisa berkreasi dan menghasilkan karya walaupun dalam keterbatasan ya
nak”
”iya yah..”
Hasil Karya kakak kakak di panti asuhan, hasil karya ini dijual dan digunakan untuk mencukupi kebutuhan panti. |
”setelah dari panti ke batik topo yah.Tadi tu
sebelum sampai batik topo bisnya nyasar muter muter gitu, bingung pak
sopirnya.”
”oh yaa? Terus
nak”
”alhamdulilah yah
sampai, tapi yah jalannya jauh, bisnya parkir di pinggir jalan, nah batik
toponya itu jalannya masuk masuk gitu.”
”capek sayangku?”
”iya yah..sampai
habis teh yang dibawain bunda. Nah yah sampai di batik topo, aku belajar buat
batik, pake alat itu yah apa yah namanya? Apa ya Nda namanya. Jadi tu diambil
dari wajan kecil panas ditiup tiup alatnya.”
”Canting kak.”
”Nah iya itu
bunda, jadi cantingnya dimasukkan ke wajan. Wajan itu isinya cairan coklat,
panas banget yah sampai kawanku tangannya kepanasan (melepuh) kena cairan ini
yah, kasian nangis gitu kenceng.”
”cairan coklat
itu namanya malam kak, awalnya bentuknya padat dan dicairkan di atas api sampai
panas, kalau tidak panas dia akan membeku kembali. Jadi ketika kita membatik kita harus hati hati
kak, karena cairan malam itu sangat panas. Semoga teman kakak tangannya lekas
sembuh ya aamiin.”
”iya yah tadi aku
hati hati yah, pelan pelan gitu. ada vidionya ayah, bunda minta tolong pinjam
hp putih, mau lihat vidio aku membatik nda.”
Dan setelah itu
kami asyik melihat proses membatik ananda.
Ananda belajar membatik |
Bersyukur karena kami
berkesempatan menjadi salah satu bagian dalam kegiatan baksos tersebut dan
ananda bisa mengambil nilai positifnya. Ketika keterbatasan bukan menjadi
penghalang untuk berkarya, ketika keterbatasan bukan alasan untuk selalu
mengeluhkan keaadaan. Dan ketika keterbatasan menjadi salah satu sumber
semangat untuk lebih bisa mandiri. Aah.. trenyuh saya ketika bertemu anak anak
di panti tersebut, dan lebih trenyuh lagi ketika anak kami tidak takut untuk
sekedar salaman dengan anak anak penghuni panti, dimana kebanyakan teman
temannya takut. Dan ananda pun ingat
pesan saya semalam sebelum kami melakukan kegiatan ini, karena ada proses
membatik maka saya memberi gambaran dulu bagaimana proses membatik, sehingga
ananda tahu harus bagaimana.
Komunikasi adalah
seni, seni menyampaikan apa yang kita rasakan, apa yang ada dihati dan diotak,
bagaimana menjadikan keduanya sinkron dan disampaikan lewat lisan sehingga yang
mendengarpun jadi paham.
Alhamdulillah
untuk hari ini ya Rabb..
komunikasi produktif 6
Yogyakarta, 10 November 2017
Pagi ini kami berencana berenang, ternyata
takdir Alloh berkata lain. Alhamdulilah ada undangan pengajian di Masjid Kampus
UGM dan akhirnya kami (saya dan ananda mengubah jadwal berenang kami) Apakah
mudah? Alhamdulillah semenjak menerapkan komunikasi produktif anada jadi jarang
tantrum dan marah. Bentuk komnikasi kami.
“Kak.. maaf ya
hari ini kita belum jadi berenang.”
”lhooo kenapa
Nda” (biasanya ananda menangis dan tantrum, alhamdulillah sudah mulai selow)
”Bunda dan tante dina
(guru renang ananda) ada pengajian di masjid kampus UGM kak”
”Terus kapan
Nda..”
”Insya
Alloh kamis pagi ya,”
“baik nda…”
Alhamdulillah
saya tidak perlu melihat adegan drama ananda menangis.
Dan sayapun
bisa mengikuti pengajian bersama teman saya di Masjid Kampus UGM.
Pengajian
yang tadi saya ikuti materinya tentang
komunikasi dalam rumah tangga.
Saya jadi
berkeinginan menulis tentang Komunikasi. Komunikasi itu kelihatannya sepele
akan tetapi Masya Alloh luar biasa ilmunya, sampai suami saya kuliah lagi di
Ilmu Komunikasi. (sedikit banyak saya mendapat ilmunya terutama bagaimana
menghargai lawan bicara ketika kita berkomunikasi, akan saya uraikan di tulisan
selanjutnya)
Komunikasi
dalam hubungan itu penting, ibarat kata seperti Oksigen untuk hidup dan tanpa itu maka kita akan mati. Nah terkadang
sebagian besar manusia terutama kaum hawa suka sejenak menganggap pasangannya
menjadi ”dukun/paranormal”. Salah satu contohnya, pernahkah terlintas dalam
pikiran kita ”Tidak perlu kita utarakan maksud hati nanti dia akan mengerti” Terkadang kita sebagai kaum Hawa kalau
sedang marah atau ada keinginan akan sesuatu lebih sering diam, marah diam,
ingin suami melakukan sesuatu misal membantu membereskan rumah ya diam, ingin
disayang ya diam seribu bahasa berharap dia mengerti apa yang kita rasakan
tanpa kita berucap sepatah katapun.
Naah, terkadang
kita terlalu memiliki ekspetasi yang tinggi akan suatu hal, dan itu tidak
terkomunikasikan dengan baik plus ada bumbu bumbu asumsi yang membuatnya
semakin ”gurih” dalam arti tambah merusak hubungan. Karena asumsi itu
sebenarnya penyakit, penyakit yang bisa merusak suatu hubungan baik hubungan
berumah tangga atau hubungan antar sesama makhluk hidup.
Jadi inget ketika
ayah menyampaikan ”bunda sayang, ayah ini bukan dukun yang bisa menebak isi hati
bunda.” hihihihii dan setelah kejadian miss persepsi waktu itu kami sering
ngobrol berdua, dan waktunya biasanya setelah anada tidur (kalau kami tidak ikut
tidur juga). Lebih kepada tentang kita, jika komunikasi tentang ananda maka
kami melibatkan ananda dalam komunikasi, memberikan kesempatan kepada ananda
untuk menyampaikan keinginannya, harapannya bahkan kritik kepada kami. Hal ini
kami lakukan karena pernah ada kejadian yang memiliki kesan saya sebagai ibu
terlalu memaksakan kehendak, hingga pernah satu waktu ananda berucap
”Bunda itu suka
maksa, saya tidak mau itu.” menangislah ananda dengan gaya tantrumnya yang luar
biasa.
Dan setelah itu,
ayah memberikan teguran halus kepada saya,
”Hargailah
pendapat anakmu, selama itu tidak melanggar norma agama.”
Belum terlambat
untuk berubah menjadi lebih baik. Butuh waktu memang, tinggal kita mau atau
tidak.
Karena komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tanpa asumsi, tanpa amarah, tanpa replay dan
fokus. Dan selalu berupaya untuk merefleksikan ke diri sendiri ”apakah yang
saya ajak komunikasi paham dengan maksud saya?” boleh kok kita mengkonfirmasi
apa yang diterima kepada yang kita ajak komunikasi.biar tidak ada miss miss yang lain :)
Langganan:
Postingan (Atom)