Kamis, 16 November 2017

komunikasi produktif 10

yogyakarta 17 november 2017

beberapa hari agak lumayan pelajaran yang saya ambil. terutama managemen baper, hihihihi.

ada satu pengalaman dimana saya merasa "weh kok gini yaa, jane karepe opo to?"

dan ketika perasan tersebut tidak diurai dan tidak tersampaikan dengan baik maka akan mempengaruhi kerja satu kerajaan.

pun saya memint awaktu lagi kepada ayah untuk sekedar mendengarkan ketidak enakan perasaan saya.

sekedar sharing, dan beliau bilang "ya ungkapkan apa yang kamu rasakan, jangan berasumsi."

pun akhirnya ketemu, dan ternyata perasaan ini yang Alloh kirimkan ke saya terjawab. dan saya cukup tahu.. ohh iyaa begitu to.

daaan tantangan saya adalah ketika saya semakin menggila dengan tidak mengatur jam online, hingga dapat surat cinta dari ayah tersayang.

"ketika yang utama menjadi yang bukan utama begitu pula sebaliknya maka sebaiknya bunda merenung"

merombak segala hal yang berhubungan dengan dunia online, mulai dari jam online dan tanggung jawab di dunia per online an.

dan pagi ini sebelum ananda sekolah, saya menyelesaikan tugas kuliah bunda sayang. setiap pagi bangun jam 3 menyelesaikan kewajiban untuk diri saya dan tugas tuga syang lain.

selama 10 hri lebih menerapkan komunikasi produktif bnayak sekali perubahan dalam diri saya pribadi, dan ananda.

hingga sya akhirnya memutuskan untuk memilih prioritas utama adalah keluarga.

melepaskan amanah yang sudah saya sanggupi beberapa waktu lalu untuk kembali lagi ke keluarga, karena saya sampai sekarang masih meraba dan berusaha adaptasi. melepaskan amanah bukan karena tidak sanggup, tapi lebih ke tujuan awal. untuk apa saya bergabung di komunitas ini, tujuan awalnya apa.

terlalu banyak hal yang memang sangat mengganjal di hati ketika saya semakin dalam tahu, ada beberapa hal yang memang menurut saya sebagai orang awam tidak pas, dan sangat mengganggu. (akhirnya saya kembali bercermin, apakah saya pantas?)

ijinkan saya belajar memperbaiki diri saya dulu, belajar dalam perkuliahan bunda sayang, menerapkannya dalam keluarga secara istiqomah, minimal saya bermanfaat untuk keluarga saya.

duh kok jadi curhat...

i'm still here.. berjuan gmelawan kelemahan saya, dan semoga saya bisa lulus dengan baik plus istiqomah.

tetep dalam lingkaran positif yang saling menguatkan,

hari ini sudah berjalan dengan baik komunikasinya tinggal memanajemen hati dan pikiran agar tidak tampak di luar.

terima kasih IIP terim kasih. 

Komunikasi Produktif 9



Yogyakarta, 12 november 2017

Sudah masuk hari senin, alhamdulillah.
Beberapa hari ini, ada sesuatu yang menggelitik batin saya dan pikiran saya. Sesuatu yang menurut saya ini harus segera diluruskan.
Dan akhirnya saya sampaikan ke suami.. saat ananda sedang mempersiapkan kebutuhan sekolahnya.
” Yang.. mau ngobrol bentar dunk..”
Langsung suami fokus siap mendengarkan. Karena tidak biasanya saya mengawali dengan kalimat tersebut.
”yang.. kalau ayah nie diajari ketrampilan dan orang yang ngajari ayah juga jual bahannya kira kira nie kalau ayah beli bahan di tempat lain, em ayah punya attitude ndak?”
”lapo to nda kok muter muter ae..”
”jadi gini, bunda tu dicurhati kawan seperti kasus tersebut di atas, dan sesungguhnya bunda agak gak sreg dalam hal tersebut. Pun di grup WAG dibahas pula beli di toko X harga sekian, di online shop harga sekian bahan bahan tersebut, padahal di dalam grup tersebut ada yang ngajari kami.”
”terus nda..”
”sedih aja yah, pan bisa dijapri sebenarnya kalau misal ada yang butuh info diman abeli bahan yang murah"
"lha bunda nyaman ndak di komunitas tersebut? ora usah dijawab, bunda tahu apa yang harus bunda lakukan."

dan terdengar suara merdu dari kamar sebelah...
"bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... celanaku mana?" kenceng bener anak ini teriaknya. salah satu caranyha utnuk menarik perhatian saya.
"iyaaa naak sebentar."
sayapun berlari mendekati ananda. 
"itu apa" sambil nunjuk di tumpukan bajunya ada celana nyempil disitu.
"hehehehe.. bunda di sini aja nemenin aku."
"iya tapi pake baju sendiri ya."
"iya nda.."

"kak kira kira nie, kalau kaka tiap pagi teriak teriak gitu sakit ndak telinganya?"
"ndak tu nda.."
dieng salah kasih petanyaan, efek lagi susah fokus.

"ok kak.. yuk lanjut siap siap.."


wanita itu ternyata juga perlu didengarkan loo, walaupaun cuma 5 menit. sekedar mendengarkan kegelisahan hatinya, itu sudah cukup membuatnya bahagia.

komunikasi produktif 8



Yogyakarta, 12 November 2017

Pagi ini bangun sudah super pagi, karena malam sebelumnya sudah disampaikan bahwa pagi ini kami akan olahraga di luar rumah. Tujuannya adalah ke Malioboro, seumur umur tinggal di Jogja belum pernah pagi hari jam 5 gitu jalan jalan di Malioboro.

Dan ternyata eksekusinya betul jam 5 pagi, kami naik Silver (nama yang kami berikan kepada motor ayah ZX 130) muterin jogja eh rutenya berubah, pak supir (ayah) lebih seneng ke alun alun selatan, ternyata eh ternyata ayahanda sudah laper hehehe, dan kamipun mencari sarapan pagi, ananda makan bubur ayah makan nasi soto, bunda belum jamnya sarapan.

Sesampainya di alun alun kidul alhamdulillah lagi bersyukur betul, ada acara Gerakan Masyarakat Sehat disingkat GERMAS (semoga tidak salah ya) dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. Ada banyak stand di alun alun kidul. Kamipun menjelajah tiap stand. Dan sampailah kami di stand BPOM, senengnya saya bisa menjelaskan makanan makanan yang sekiranya berbahaya untuk kesehatan.

”Kak sini deh.”
”apa Nda?”
”kakak tahu ini apa?”
”kerupuk nda”
”kerupuknya warnanya apa kak?”
”merah Nda.. pakai pewarna itu ya Nda?”
”iya kak, namanya Rhodamin B. Itu pewarna berbahaya untuk kesehatan tubuh.”
”bisa sakit ya Nda?”
”iya sayang, salah satunya bisa sakit perut. Kakak mau dapat hadiah tidak? Ada kuis ini.”
”mau Nda”
”ditulis dulu nama kakak.”

Sambil menunggu ananda menulis nama, saya memilih pertanyaan  yang sekiranya ananda bisa menjawabnya di pohon pertanyaan.

”sudah kak?”
”sudah nda.”
”pertanyaan nomor 22, apakah dibolehkan membungkus makanan menggunakan seteples.”

Heemmmm.... mikir lama ananda.
”jadi kak, kaka tahu isi seteples?”
”iya nda.”
”kira kira nie bahaya tidak kalau tertelan?”
”bahaya nda, itukan dari besi, bisa luka lidah kita.”
”nah berarti boleh tidak nak?”
”tidak.”
”oke ditulis sayang.”

Dan ananda pun menyerahkan hasil jawabannya kepada petugas BPOM dan ananda memilih hadiah komik (baru seneng senengnya membaca)

salah satu pojok selfie
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan di sebelah gedung Sasana Hinggil, ada kegiatan donor darah dan pemeriksan TORCH gratis. Saya pun daftar dan karena tidak membawa syarat pemeriksaan saya memutuskan untuk pulang, melengkapi syarat syarat tersebut, ananda bermain dengan ayah di alun alun.

Syarat alhamdulillah sudah beres, ngantri lama.

Pemandangan di hadapan saya bener bener membuat hati trenyuh, ada seorang bapak yang sudah ngantri dari pagi untuk memeriksakan anaknya yang sudah menikah, apakah anakku sehat, kok belum hamil setelah keguguran. Dalam benak saya, bapak ini cintanya dan kasih sayang ke anaknya luar biasa, saya trenyuh kelingan bapak saya sampai saat ini belum bisa berbakti secara baik kepada beliau. Semoga bapak saya diparingi umur panjang dan berkah, bisa segera ke Baitullah aamiin.

Selama periksa ada berita duka masuk, ayah dari teman saya meninggal dunia. Setelah periksa kami melanjutkan perjalanan ke rumah duka dan menunggu agak lama sampai jenazah datang.

Hari minggu ini full lari lari kegiatannya, plus hujan hujanan hehehehe.. banyak perubahan dalam diri saya ketika menerapkan komunikasi produktif tersebut, dan ananda jadi sangat berkurang tantrumnya. Ketika saya lelah, saya komunikasikan ke ayah, saya butuh jeda yah, sebentar saja ya. Sama halnya ketika saya ada sedikit konflik batin tentang sesuatu hal.. akan saya uraikan di tulisan selanjutnya...

komunikasi produktif 7



Yogyakarta, 11 November 2017

Pagi ini kami sekauarga akan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Luar Biasa di daerah Pajangan Bantul. Dan memang Alloh sudah mentakdirkan lain, saya dan ananda saja yang bisa berangkat. 


Sebelum berangkat ke panti asuhan, saya dan suami memberikan pengertian kepada ananda..

”Kakak hari ini akan kemana?”
”ke panti asuhan Nda.”
”kakak sudah tahu kalau buda tidak menemani di dalam bis?”
”iya bunda sudah, bu Guru juga bercerita kalau kita tidak boleh ditemani orang tua”
”nanti bunda mengawasi dari jauh ya, karena bunda membantu ibu guru.”
”iya bunda, bunda tidak usah khawatir, aku bisa bun dan berani.”

Saya tersenyum dan memeluknya, walaupun sejatinya di hati ada rasa haru. Cepat sekali engkau tumbuh nak.

Acara hari ini adalah acara rutin kegiatan TK ananda, dan kebetulan saya dan beberapa mama wali murid turut serta mendampingi di acara tersebut.

Sudah saya komunikasikan ke suami, jika dalam acara tersebut mohon maaf bunda tidak bisa menerima telp dan  bisa komunikasi via teks WA karena memang saya tidak enak dengan panitia lain jika menerima telp.

Sepanjang perjalanan, saya lebih banyak ngobrol dengan mama mama wali murid, karena kami satu mobil sedangkan ananda di dalam bis yang disewa TK.

Dan sesampainya di rumah, kami (saya dan suami) mendengarkan ananda bercerita kembali tentang pengalamnya ketika di panti asuhan. Panti asuhan yang kami kunjungi adalah panti asuhan yang mengasuh anak anak yang berkebutuhan khusus. 


Dan inilah cerita ananda.

”ayah, tadi aku ke panti asuhan lo. Naik bis duduk bersebalahan dengan temanku.”
”iya.. cerita apa saja tadi kak?”
”jadi tu, tadi perjalananya jauh yah, naik naik jalannya melewati sawah sawah.”
”kakak suka naik bis?”
”iya yah, tapi lain kali jangan bis yang jelek lagi.”

Saya menjadi pendengar, karena berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar.

”alhamdulillah bisa naik bis kak.”
”iya yah, dan tadi aku belajar bersyukur punya badan yang lengkap yah.”
”alhamdulillah, tadi di panti lihat apa saja kak?”
”tadi di panti lihat kakak kakak panti main rebana yah, nyanyi gitu. Ada yang tidak bisa lihat, ada yang tangannya tidak bisa digerakkan (maksudnya ananda adalah tangannya cacat dari lahir, ukurannya lebih kecil dari tangan normal), ada yang mukanya gini terus yah (sembari ananda memperlihatkan muka yang dimaksud, maksud ananda adalah kakak kakak yang mengidap down syndrome).”
”terus kak” saking antusiasnya sampai tersepona mendengarkan dan melihat ananda bercerita.
”kakak kakaknya pinter bunda, main gamelan pake kaki, terus Nda mukanya senyum terus. Gak kayak bunda tu merengut aja merengut aja”

Sayapun senyum.. ayah pun juga hehehehe...
”terus yah, kakaknya bisa buat kipas, boneka, keset, dan batik. Dijual itu yah. Tapi tadi kakak tidak beli karena tadi tidak diberi uang saku yah.”
”wah kakak kakaknya hebat ya, bisa berkreasi dan menghasilkan karya walaupun dalam keterbatasan ya nak”
”iya yah..”
Hasil Karya kakak kakak di panti asuhan, hasil karya ini dijual dan digunakan untuk mencukupi kebutuhan panti.

”setelah dari panti kemana?”
 ”setelah dari panti ke batik topo yah.Tadi tu sebelum sampai batik topo bisnya nyasar muter muter gitu, bingung pak sopirnya.”
”oh yaa? Terus nak”
”alhamdulilah yah sampai, tapi yah jalannya jauh, bisnya parkir di pinggir jalan, nah batik toponya itu jalannya masuk masuk gitu.”
”capek sayangku?”
”iya yah..sampai habis teh yang dibawain bunda. Nah yah sampai di batik topo, aku belajar buat batik, pake alat itu yah apa yah namanya? Apa ya Nda namanya. Jadi tu diambil dari wajan kecil panas ditiup tiup alatnya.”
”Canting kak.”
”Nah iya itu bunda, jadi cantingnya dimasukkan ke wajan. Wajan itu isinya cairan coklat, panas banget yah sampai kawanku tangannya kepanasan (melepuh) kena cairan ini yah, kasian nangis gitu kenceng.”
”cairan coklat itu namanya malam kak, awalnya bentuknya padat dan dicairkan di atas api sampai panas, kalau tidak panas dia akan membeku kembali. Jadi ketika kita membatik kita harus hati hati kak, karena cairan malam itu sangat panas. Semoga teman kakak tangannya lekas sembuh ya aamiin.”
”iya yah tadi aku hati hati yah, pelan pelan gitu. ada vidionya ayah, bunda minta tolong pinjam hp putih, mau lihat vidio aku membatik nda.”

Dan setelah itu kami asyik melihat proses membatik ananda.


Ananda belajar membatik

Bersyukur karena kami berkesempatan menjadi salah satu bagian dalam kegiatan baksos tersebut dan ananda bisa mengambil nilai positifnya. Ketika keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk berkarya, ketika keterbatasan bukan alasan untuk selalu mengeluhkan keaadaan. Dan ketika keterbatasan menjadi salah satu sumber semangat untuk lebih bisa mandiri. Aah.. trenyuh saya ketika bertemu anak anak di panti tersebut, dan lebih trenyuh lagi ketika anak kami tidak takut untuk sekedar salaman dengan anak anak penghuni panti, dimana kebanyakan teman temannya takut.  Dan ananda pun ingat pesan saya semalam sebelum kami melakukan kegiatan ini, karena ada proses membatik maka saya memberi gambaran dulu bagaimana proses membatik, sehingga ananda tahu harus bagaimana.

Komunikasi adalah seni, seni menyampaikan apa yang kita rasakan, apa yang ada dihati dan diotak, bagaimana menjadikan keduanya sinkron dan disampaikan lewat lisan sehingga yang mendengarpun jadi paham.

Alhamdulillah untuk hari ini ya Rabb..

komunikasi produktif 6



Yogyakarta, 10 November 2017

Pagi ini kami berencana berenang, ternyata takdir Alloh berkata lain. Alhamdulilah ada undangan pengajian di Masjid Kampus UGM dan akhirnya kami (saya dan ananda mengubah jadwal berenang kami) Apakah mudah? Alhamdulillah semenjak menerapkan komunikasi produktif anada jadi jarang tantrum dan marah. Bentuk komnikasi kami.

“Kak.. maaf ya hari ini kita belum jadi berenang.”
”lhooo kenapa Nda” (biasanya ananda menangis dan tantrum, alhamdulillah sudah mulai selow)
”Bunda dan tante dina (guru renang ananda) ada pengajian di masjid kampus UGM kak”
”Terus kapan Nda..”
”Insya Alloh kamis pagi ya,”
“baik nda…”

Alhamdulillah saya tidak perlu melihat adegan drama ananda menangis.

Dan sayapun bisa mengikuti pengajian bersama teman saya di Masjid Kampus UGM.


Pengajian yang tadi saya ikuti materinya  tentang komunikasi dalam rumah tangga.

Saya jadi berkeinginan menulis tentang Komunikasi. Komunikasi itu kelihatannya sepele akan tetapi Masya Alloh luar biasa ilmunya, sampai suami saya kuliah lagi di Ilmu Komunikasi. (sedikit banyak saya mendapat ilmunya terutama bagaimana menghargai lawan bicara ketika kita berkomunikasi, akan saya uraikan di tulisan selanjutnya)

Komunikasi dalam hubungan itu penting, ibarat kata seperti Oksigen untuk hidup dan tanpa itu maka kita akan mati. Nah terkadang sebagian besar manusia terutama kaum hawa suka sejenak menganggap pasangannya menjadi ”dukun/paranormal”. Salah satu contohnya, pernahkah terlintas dalam pikiran kita ”Tidak perlu kita utarakan maksud hati nanti dia akan mengertiTerkadang kita sebagai kaum Hawa kalau sedang marah atau ada keinginan akan sesuatu lebih sering diam, marah diam, ingin suami melakukan sesuatu misal membantu membereskan rumah ya diam, ingin disayang ya diam seribu bahasa berharap dia mengerti apa yang kita rasakan tanpa kita berucap sepatah katapun.

Naah, terkadang kita terlalu memiliki ekspetasi yang tinggi akan suatu hal, dan itu tidak terkomunikasikan dengan baik plus ada bumbu bumbu asumsi yang membuatnya semakin ”gurih” dalam arti tambah merusak hubungan. Karena asumsi itu sebenarnya penyakit, penyakit yang bisa merusak suatu hubungan baik hubungan berumah tangga atau hubungan antar sesama makhluk hidup.

Jadi inget ketika ayah menyampaikan ”bunda sayang, ayah ini bukan dukun yang bisa menebak isi hati bunda.” hihihihii dan setelah kejadian miss persepsi waktu itu kami sering ngobrol berdua, dan waktunya biasanya setelah anada tidur (kalau kami tidak ikut tidur juga). Lebih kepada tentang kita, jika komunikasi tentang ananda maka kami melibatkan ananda dalam komunikasi, memberikan kesempatan kepada ananda untuk menyampaikan keinginannya, harapannya bahkan kritik kepada kami. Hal ini kami lakukan karena pernah ada kejadian yang memiliki kesan saya sebagai ibu terlalu memaksakan kehendak, hingga pernah satu waktu ananda berucap

”Bunda itu suka maksa, saya tidak mau itu.” menangislah ananda dengan gaya tantrumnya yang luar biasa.

Dan setelah itu, ayah memberikan teguran halus kepada saya,
”Hargailah pendapat anakmu, selama itu tidak melanggar norma agama.”

Belum terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Butuh waktu memang, tinggal kita mau atau tidak.

Karena komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tanpa asumsi, tanpa amarah, tanpa replay dan fokus. Dan selalu berupaya untuk merefleksikan ke diri sendiri ”apakah yang saya ajak komunikasi paham dengan maksud saya?” boleh kok kita mengkonfirmasi apa yang diterima kepada yang kita ajak komunikasi.biar tidak ada miss miss yang lain :)