Alhamdulillah...
Hari ini saya kebanyakan offline. Menyegaja jauh jauh dari hp selain saya memang ceroboh lupa meletakkan carger.
Hari ini saya, suami dan ananda memang lebih banyak berbincang dan bermain.
Saya merasa bersalah dengan ananda dan suami sehingga akhirnya memutuskan untk mengundurkan diri dari salah satu jabatan di komunitas tsb.
Berat iya.. tapi saya harus memutuskan.. dan semoga Alloh ridho aamiin
#berkomunitas itu boleh, untuk menambah pahala, jika lebih banyak bapernya maka merenunglah.
Hari ini insya Alloh saya sudah legaaa...
Sabtu, 16 Desember 2017
Melatih kemandirian 9
Tidak seperti ibu peri.. dimana semua bisa cling jadi.. termasuk saya...
Hari ke sekian untuk saya dan ananda..
Ananda masih minta harus ditemani jika ke kamar mandi.
Berusaha untuk tidak terlalau memanjakan dengan tidak setiap apa yang diucapkan kami lakukan.
Hari ke sekian untuk saya dan ananda..
Ananda masih minta harus ditemani jika ke kamar mandi.
Berusaha untuk tidak terlalau memanjakan dengan tidak setiap apa yang diucapkan kami lakukan.
Jumat, 15 Desember 2017
Melatih kemandirian 8
Hari ke tiga untuk saya meyakinkan ananda bahwa dia berani ke kamar mandi tanpa harus tantrum minta ditemenin.
Kadang gemes sendiri.. ketika dia dr kecil sudah berani dan tetiba dirusak dengan ketakutan ketakutan yang menurut saya bisa dicegah, rasane nyeseeeeeek dan gemeeeeees.
"Bundaaa... Huhuhuu temenin wudhu di kamar mandi."
"Iya nak.. bunda juga mau wudhu juga."
Sebelum masuk kamar mandi kami berdoa, doa masuk kamar mandi yang artinya
" Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan besar laki-laki dan betina"
Wudhulah kami dan sholat subuh berjamaah. Kebanyakan tantrumnya in the morning. Dan sungguh ini mengganggu mood saya.
Setelah sholat..
"Kak tau arti doa masuk kamar mandi?"
"Iya nda.."
"Apa kak?"
"Minta perlindungan Alloh dari gangguan setan laki-laki dan betina."
"Alhamdulillah... Berarti kakak sudah berani dunk."
"Takut nda huhuhuhuu.."
Laaaaah kok malah nangiiiss.. bunda memeluknya... Sambil elus elus kepala.
"Takut apa nak?"
"Kamar mandi kan rumahnya setan nda."
Huhuhuuuu...
"Shafa gak mau main ke rumahnya setan."
Emaaak terdiaaam.. cari bahasa yang tepat..
"Kakak dapat cerita dari siapa nak?"
"Bu guru yang cerita,"
Ok dapet sumbernya... Jadi paham mau cerita apa..
"Kak... Kakak kan sudah berdoa tadi, jadi kakak tidak perlu takut."
"Iya nda.. bu guru juga cerita begitu..huhuhuhu"
"Terus kenapa kakak nangis."
"Aku gak mau jadi teman setan nda..soalnya main ke rumah setan."
"Naak..kenapa to kamar mandi bisa jadi "rumah setan"?"
"Gak tau nda."
"Kakak kalau bak dan bab dimana nak?"
"Di kamar mandi bun."
"Itu yang kakak keluarkan jorok dan kotor tidak?"
"Iya nda.."
"Nah karena itulah...sebelumnya jaman dulu banget, Alloh kasih tempat setan d rumah rumah manusia di kamar mandi. Karena itu sebelum kita masuk kamar mandi kita harus berdoa. Setelah berdoa kita pasti dalam lindungan Alloh. Setan takut sama kita. Dan oleh karena itu, ketika di kamar mandi kita tidak boleh terlalu lama dan mengeluarkan suara suara."
"Iya ndaa.. makasih ya nda"
"Iya nak.. shafa kan anak sholihah, kesayangan ayah bunda dan kesayangan Alloh"
"Sayang.. kak shafa"
"Sayang bunda."
Alhamdulillah senyum sumringah meluncur di bibir mungilnya...
#day3withananda
Kadang gemes sendiri.. ketika dia dr kecil sudah berani dan tetiba dirusak dengan ketakutan ketakutan yang menurut saya bisa dicegah, rasane nyeseeeeeek dan gemeeeeees.
"Bundaaa... Huhuhuu temenin wudhu di kamar mandi."
"Iya nak.. bunda juga mau wudhu juga."
Sebelum masuk kamar mandi kami berdoa, doa masuk kamar mandi yang artinya
" Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan besar laki-laki dan betina"
Wudhulah kami dan sholat subuh berjamaah. Kebanyakan tantrumnya in the morning. Dan sungguh ini mengganggu mood saya.
Setelah sholat..
"Kak tau arti doa masuk kamar mandi?"
"Iya nda.."
"Apa kak?"
"Minta perlindungan Alloh dari gangguan setan laki-laki dan betina."
"Alhamdulillah... Berarti kakak sudah berani dunk."
"Takut nda huhuhuhuu.."
Laaaaah kok malah nangiiiss.. bunda memeluknya... Sambil elus elus kepala.
"Takut apa nak?"
"Kamar mandi kan rumahnya setan nda."
Huhuhuuuu...
"Shafa gak mau main ke rumahnya setan."
Emaaak terdiaaam.. cari bahasa yang tepat..
"Kakak dapat cerita dari siapa nak?"
"Bu guru yang cerita,"
Ok dapet sumbernya... Jadi paham mau cerita apa..
"Kak... Kakak kan sudah berdoa tadi, jadi kakak tidak perlu takut."
"Iya nda.. bu guru juga cerita begitu..huhuhuhu"
"Terus kenapa kakak nangis."
"Aku gak mau jadi teman setan nda..soalnya main ke rumah setan."
"Naak..kenapa to kamar mandi bisa jadi "rumah setan"?"
"Gak tau nda."
"Kakak kalau bak dan bab dimana nak?"
"Di kamar mandi bun."
"Itu yang kakak keluarkan jorok dan kotor tidak?"
"Iya nda.."
"Nah karena itulah...sebelumnya jaman dulu banget, Alloh kasih tempat setan d rumah rumah manusia di kamar mandi. Karena itu sebelum kita masuk kamar mandi kita harus berdoa. Setelah berdoa kita pasti dalam lindungan Alloh. Setan takut sama kita. Dan oleh karena itu, ketika di kamar mandi kita tidak boleh terlalu lama dan mengeluarkan suara suara."
"Iya ndaa.. makasih ya nda"
"Iya nak.. shafa kan anak sholihah, kesayangan ayah bunda dan kesayangan Alloh"
"Sayang.. kak shafa"
"Sayang bunda."
Alhamdulillah senyum sumringah meluncur di bibir mungilnya...
#day3withananda
Melatih kemandirian 7
Semenjak sudah clear masalah per handuk an.. saya pun mulai menantang diri saya untuk melatih mandiri ananda.
Dan pagi ini...
Ananda bangun pagi.. seperti biasa langsung menuju kamar mandi. Dan drama pun dimulai..
"Bunda temenin.."
"Kamar mandinya dimana to nak?"
"Pokoknya temenin." Mulai jurus terikan dan ngembengnya keluar.
"Kamar mandinya dimana?" Emaknya masih muka biasa dan nada biasa.
"Pokoknya temenin.. huhuhuuu.." tangisnya pecah...
Ayah turun juga..
"Kakak kamar mandi dimana?" Ayah said
"Di situ yah." (Dibalik tembok kamar ananda)
" Deket kan nak."
" Gelap yah.."
" Tinggal keluar kamar, nyalakan lampu ruang tengah. Adek ke kamar mandi."
"Bunda.. mbok yo temenin."
"Bunda ayah melihat dari sini nak."
"Iya yah.." masih nangis.
"Doa masuk kamar mandi nak, nti shafa dilindungi Alloh."
Masih nangis, tapi dilakukan perintah ayahnya. Kalau sama emaknya malah tambah tantrum dan harus ditemenin.
Kejadian seperti ini hanya terjadi jika ruangan gelap. Ketika matahari sudah terbit tidak ada ketakutan ke kamar mandi.
#day2forananda
Dan pagi ini...
Ananda bangun pagi.. seperti biasa langsung menuju kamar mandi. Dan drama pun dimulai..
"Bunda temenin.."
"Kamar mandinya dimana to nak?"
"Pokoknya temenin." Mulai jurus terikan dan ngembengnya keluar.
"Kamar mandinya dimana?" Emaknya masih muka biasa dan nada biasa.
"Pokoknya temenin.. huhuhuuu.." tangisnya pecah...
Ayah turun juga..
"Kakak kamar mandi dimana?" Ayah said
"Di situ yah." (Dibalik tembok kamar ananda)
" Deket kan nak."
" Gelap yah.."
" Tinggal keluar kamar, nyalakan lampu ruang tengah. Adek ke kamar mandi."
"Bunda.. mbok yo temenin."
"Bunda ayah melihat dari sini nak."
"Iya yah.." masih nangis.
"Doa masuk kamar mandi nak, nti shafa dilindungi Alloh."
Masih nangis, tapi dilakukan perintah ayahnya. Kalau sama emaknya malah tambah tantrum dan harus ditemenin.
Kejadian seperti ini hanya terjadi jika ruangan gelap. Ketika matahari sudah terbit tidak ada ketakutan ke kamar mandi.
#day2forananda
Melatih kemandirian 6
Semakin mendekati seminggu... Semakin mulai kelihatan hasil dari komunikasi produktif dan latihan kemandirian..
Tragedi handuk sudah tidak terjadi lagi sesering dulu, hanya ketika terburu buru beliau lupa meletakkan kembali ke jemuran belakang.
Pun saya juga sudah mulai rapih meletakkan kembali kunci di tempat yang sudah kami sepakati.
Hari ke enam ini alhamdulillah ada kejutan dr ananda...
Ananda mulai lagi "ngalemnya" dan adaa saja yang dilakukan untuk mencari perhatian.
Dimulai dari
" Bunda temenin ke kamar mandi."
Glek... Kenapa anak ini yaa?
"Kenapa'e dek?"
" Pokoknya temenin" mulai teriak dan ngembeng.
"Yaa.." saya hanya menjawab begitu kuatir selak ngompol..
Setelah dr kamar mandi..
"Tumben minta ditemenin?"
"Takut nda..."
"Takut apa?"
"Kemaren pas TPA, jalan jalan keliling komplek nda, terus lihat pocong."
"Pocong?" Emaknya juga udh takut kie.
"Iya nda.. boneka diiket di pohon."
"Oh... Boneka to?"
"Iyaaa.. ngeri nda takut aku."
"Dimana pocongnya?"
"Dari masjid to nda, jalan teruuus sampe ada belokan, kalau jalan terus ada jalan turun bunda. Kita belok itu, nanti ad pohon gede nah disitu nda diiketnya."
Jeng... Jeng.. jeng.. emaknya kaget.. jauh kali mainnya.
"Kakak.. tadi pas sebelum TPA bunda pesen apa?"
"Tidak boleh main jauh jauh dari masjid."
"Kira kira tadi kakak bagaimana?"
Zink..... Senyaaaap... Ananda menunduk...
"Maaf ya nda.."
" Iya cinta.." sembari memeluknya.
Dan PR saya selanjutnya adalah melatih kemandirian ananda...
Mulai lagi dari nol kakak...
Semangaaaaat..
Noted : lingkungan itu mempengaruhi kakak.. bisa jadi faktor pendukung dan faktor penghambat.
Tragedi handuk sudah tidak terjadi lagi sesering dulu, hanya ketika terburu buru beliau lupa meletakkan kembali ke jemuran belakang.
Pun saya juga sudah mulai rapih meletakkan kembali kunci di tempat yang sudah kami sepakati.
Hari ke enam ini alhamdulillah ada kejutan dr ananda...
Ananda mulai lagi "ngalemnya" dan adaa saja yang dilakukan untuk mencari perhatian.
Dimulai dari
" Bunda temenin ke kamar mandi."
Glek... Kenapa anak ini yaa?
"Kenapa'e dek?"
" Pokoknya temenin" mulai teriak dan ngembeng.
"Yaa.." saya hanya menjawab begitu kuatir selak ngompol..
Setelah dr kamar mandi..
"Tumben minta ditemenin?"
"Takut nda..."
"Takut apa?"
"Kemaren pas TPA, jalan jalan keliling komplek nda, terus lihat pocong."
"Pocong?" Emaknya juga udh takut kie.
"Iya nda.. boneka diiket di pohon."
"Oh... Boneka to?"
"Iyaaa.. ngeri nda takut aku."
"Dimana pocongnya?"
"Dari masjid to nda, jalan teruuus sampe ada belokan, kalau jalan terus ada jalan turun bunda. Kita belok itu, nanti ad pohon gede nah disitu nda diiketnya."
Jeng... Jeng.. jeng.. emaknya kaget.. jauh kali mainnya.
"Kakak.. tadi pas sebelum TPA bunda pesen apa?"
"Tidak boleh main jauh jauh dari masjid."
"Kira kira tadi kakak bagaimana?"
Zink..... Senyaaaap... Ananda menunduk...
"Maaf ya nda.."
" Iya cinta.." sembari memeluknya.
Dan PR saya selanjutnya adalah melatih kemandirian ananda...
Mulai lagi dari nol kakak...
Semangaaaaat..
Noted : lingkungan itu mempengaruhi kakak.. bisa jadi faktor pendukung dan faktor penghambat.
Rabu, 13 Desember 2017
Melatih kemandirian 5
Soal kemandirian, sejatinya sampai sekarang saya masih cukup merepotkan suami tersayang.
Terkadang masih sering meminta beliau untuk doing something yang sebenarnya i can do this. He says, "manjane bunda nurun neng ananda." Hihihihiiii...
Kemandirian di sini memang kita butuh ya, tapi as suami istri boleh donk ya agak jadi kitten for him, jadi senyum senyum dewe hihihihiii...
Hari ke lima tantangan handuk..
"Ndaaa... Handuk ayah dan gantinya mana?"
Weeeh iyo lali aku...
"Iya cinta tunggu."
Dan ketika sudah menjadi kebiasaan menyiapkan segala kebutuhan suami, ketika lupa maka ada rasa bersalah di hati.
"Mpun kesupen handuknya yang. Dijemur di belakang ya."
"Yaa.."
Daaan apakah hasilnyaaaaaa...
Malah nggeletak di lantai kamar baju huhuhuuu...
Mung tak guyu wae..
#day5
#stillsemangat
Terkadang masih sering meminta beliau untuk doing something yang sebenarnya i can do this. He says, "manjane bunda nurun neng ananda." Hihihihiiii...
Kemandirian di sini memang kita butuh ya, tapi as suami istri boleh donk ya agak jadi kitten for him, jadi senyum senyum dewe hihihihiii...
Hari ke lima tantangan handuk..
"Ndaaa... Handuk ayah dan gantinya mana?"
Weeeh iyo lali aku...
"Iya cinta tunggu."
Dan ketika sudah menjadi kebiasaan menyiapkan segala kebutuhan suami, ketika lupa maka ada rasa bersalah di hati.
"Mpun kesupen handuknya yang. Dijemur di belakang ya."
"Yaa.."
Daaan apakah hasilnyaaaaaa...
Malah nggeletak di lantai kamar baju huhuhuuu...
Mung tak guyu wae..
#day5
#stillsemangat
Melatih kemandirian 4
Sudah hari ke empat... Dan saya semakin tertohok tohok.. huhuhuhhuu
Ketika kita membuat keputusan untuk melatih kemandirian pasangan,sejatinya kita yang belum mandiri.
Seperti saya, ketika melakukan tantangan ini, tiap waktu jadi tambah merenung..
Ketika septi sedikit menuntut soal "handuk setelah mandi di taruh jemuran belakang" secara kasat mata it's easy to do it. Tapi ad makna tersirat dibalik kegiatan suami tsb.
Awalnya.. saya nesu bin ngrundel ketika mendapati handuk terkulai manja di kasur. Semakin ke sini semakin saya paham. Beliau melakukan itu untuk mendidik saya dengan cara beliau. Karena beliau paham betul dengan sifat saya, dan beliau mendidik dengan cara beliau. Ibarat kata beliau akan cakap macam nie...
"Gini loo bun.. bunda itu biar g lelah beberes yuk mulai letakkan semua barang kembali di tempatnya bun. Selain bunda juga pelupa, biar gampang juga mencari barang tsb. Selain itu, keluarga kita dulu cukup berantakan soal kerapihan rumah,nah ayo kita putus mata rantainya, biarkan ananda melihat kita ini disiplin dan rapi."
So.. i couldn't say anything.
Apa yang beliau lakukan ya sejatinya untuk kebaikan kami sekeluarga.
Dan tantangan handuk still go on..
Dibarengi dengan tantangan kunci untuk diri saya sendiri..
#day4
#sebuahperenungan
Ketika kita membuat keputusan untuk melatih kemandirian pasangan,sejatinya kita yang belum mandiri.
Seperti saya, ketika melakukan tantangan ini, tiap waktu jadi tambah merenung..
Ketika septi sedikit menuntut soal "handuk setelah mandi di taruh jemuran belakang" secara kasat mata it's easy to do it. Tapi ad makna tersirat dibalik kegiatan suami tsb.
Awalnya.. saya nesu bin ngrundel ketika mendapati handuk terkulai manja di kasur. Semakin ke sini semakin saya paham. Beliau melakukan itu untuk mendidik saya dengan cara beliau. Karena beliau paham betul dengan sifat saya, dan beliau mendidik dengan cara beliau. Ibarat kata beliau akan cakap macam nie...
"Gini loo bun.. bunda itu biar g lelah beberes yuk mulai letakkan semua barang kembali di tempatnya bun. Selain bunda juga pelupa, biar gampang juga mencari barang tsb. Selain itu, keluarga kita dulu cukup berantakan soal kerapihan rumah,nah ayo kita putus mata rantainya, biarkan ananda melihat kita ini disiplin dan rapi."
So.. i couldn't say anything.
Apa yang beliau lakukan ya sejatinya untuk kebaikan kami sekeluarga.
Dan tantangan handuk still go on..
Dibarengi dengan tantangan kunci untuk diri saya sendiri..
#day4
#sebuahperenungan
Melatih kemandirian 3
Sudah hari ke tiga sejak dimulainya tantangan tsb. Daan sayapun dpt kejutan.
"Nda... Ayo bunda juga belajar mandiri."
"Heh... Maksudnya yang?"
"Lha kuwi... Letakkan kembali di tempat semula. Kunci motor haruse dimana tempatnya?"
"Wkwkwwkwk... Ok yang.. dadi aku sing keno iki."
"Ngene loo nda... Ketika kita disiplin meletakkan kembali barang barang pada tempatnya, maka bunda tidak butuh waktu lama untuk beberes kembali, jd rumah tetep bersih."
"Njih sayang."
Dan sayapun termenung, termangu. Dalam hatipun berkata...
"Tibakne aku yang harus dilatih mandiri dulu, baru menularkan ke orang lain."
___________________________
Bagaimana nasib handuk saat itu?
Alhamdulillah... Sudah tidak terkulai manja di atas kasur, sudah pindah di gantungan baju kamar..
Yes...kemajuan
#day3
"Nda... Ayo bunda juga belajar mandiri."
"Heh... Maksudnya yang?"
"Lha kuwi... Letakkan kembali di tempat semula. Kunci motor haruse dimana tempatnya?"
"Wkwkwwkwk... Ok yang.. dadi aku sing keno iki."
"Ngene loo nda... Ketika kita disiplin meletakkan kembali barang barang pada tempatnya, maka bunda tidak butuh waktu lama untuk beberes kembali, jd rumah tetep bersih."
"Njih sayang."
Dan sayapun termenung, termangu. Dalam hatipun berkata...
"Tibakne aku yang harus dilatih mandiri dulu, baru menularkan ke orang lain."
___________________________
Bagaimana nasib handuk saat itu?
Alhamdulillah... Sudah tidak terkulai manja di atas kasur, sudah pindah di gantungan baju kamar..
Yes...kemajuan
#day3
Melatih kemandirian 2
"Yang.. air panas sudah dituang, handuk dan ganti sudah siap di kamar mandi ya."
Adalah salah satu bentuk percakapan kami tiap pagi..
"Yaang.. kuwi loo airnya selak dingin.. gek ndang ke kamar mandi." Lanjutan kalimat saya ketika masih saya dapati beliau masih asik bermain dengan ananda.
Dan memang sengaja di hari kedua saya tidak mengingatkan rule kami..
Baju kerja sudah disiapkan, tinggal menunggu beliau siap siap tindak kerja.
Dan as usual... Handuk itu terkulai manja di atas kasur. Saya hanya bisa nyengir.
"Yang.. iki anduk kok isih disini?"
"Kan ayah sayang bunda.. nti bunda dapat pahala lebih dr Alloh. Karena sudah bantu beresin handuk ayah."
Kalau udah digituin maah mau ngomong apa saya maah..
#day2stillfailed
Adalah salah satu bentuk percakapan kami tiap pagi..
"Yaang.. kuwi loo airnya selak dingin.. gek ndang ke kamar mandi." Lanjutan kalimat saya ketika masih saya dapati beliau masih asik bermain dengan ananda.
Dan memang sengaja di hari kedua saya tidak mengingatkan rule kami..
Baju kerja sudah disiapkan, tinggal menunggu beliau siap siap tindak kerja.
Dan as usual... Handuk itu terkulai manja di atas kasur. Saya hanya bisa nyengir.
"Yang.. iki anduk kok isih disini?"
"Kan ayah sayang bunda.. nti bunda dapat pahala lebih dr Alloh. Karena sudah bantu beresin handuk ayah."
Kalau udah digituin maah mau ngomong apa saya maah..
#day2stillfailed
Melatih Kemandirian 1
Alhamdulillah sudah masuk game level dua di kuliah Bunda Sayang. Masuk ke Materi Melatih Kemandirian.
Awalnya bimbang antara ananda atau suami, hingga akhirnya diputuskan yaa kami lakukan berdua, saya dan suami.
Mengapa suami.. karena kami punya tantangan untuk bisa meletakkan kembali barang barang ditempat semula. Dan dimulai dari handuk.
Suami kalau setelah mandi, handuk diletakkan di centelan kamar. Maksud saya setelah mandi diletakkan di jemuran belakang. Dan dimulailah tantangan ini. Mengkomunikasikan ke beliau tentang melatih kemandirian.
"Yang... Handuknya setelah mandi diletakkan di jemuran belakang."
No answer at all..
Dan jeng jeng...
Masih tergeletak lemas di atas kasur handuknya.. hadeh..
#day1failed
Awalnya bimbang antara ananda atau suami, hingga akhirnya diputuskan yaa kami lakukan berdua, saya dan suami.
Mengapa suami.. karena kami punya tantangan untuk bisa meletakkan kembali barang barang ditempat semula. Dan dimulai dari handuk.
Suami kalau setelah mandi, handuk diletakkan di centelan kamar. Maksud saya setelah mandi diletakkan di jemuran belakang. Dan dimulailah tantangan ini. Mengkomunikasikan ke beliau tentang melatih kemandirian.
"Yang... Handuknya setelah mandi diletakkan di jemuran belakang."
No answer at all..
Dan jeng jeng...
Masih tergeletak lemas di atas kasur handuknya.. hadeh..
#day1failed
Kamis, 16 November 2017
komunikasi produktif 10
yogyakarta 17 november 2017
beberapa hari agak lumayan pelajaran yang saya ambil. terutama managemen baper, hihihihi.
ada satu pengalaman dimana saya merasa "weh kok gini yaa, jane karepe opo to?"
dan ketika perasan tersebut tidak diurai dan tidak tersampaikan dengan baik maka akan mempengaruhi kerja satu kerajaan.
pun saya memint awaktu lagi kepada ayah untuk sekedar mendengarkan ketidak enakan perasaan saya.
sekedar sharing, dan beliau bilang "ya ungkapkan apa yang kamu rasakan, jangan berasumsi."
pun akhirnya ketemu, dan ternyata perasaan ini yang Alloh kirimkan ke saya terjawab. dan saya cukup tahu.. ohh iyaa begitu to.
daaan tantangan saya adalah ketika saya semakin menggila dengan tidak mengatur jam online, hingga dapat surat cinta dari ayah tersayang.
"ketika yang utama menjadi yang bukan utama begitu pula sebaliknya maka sebaiknya bunda merenung"
merombak segala hal yang berhubungan dengan dunia online, mulai dari jam online dan tanggung jawab di dunia per online an.
dan pagi ini sebelum ananda sekolah, saya menyelesaikan tugas kuliah bunda sayang. setiap pagi bangun jam 3 menyelesaikan kewajiban untuk diri saya dan tugas tuga syang lain.
selama 10 hri lebih menerapkan komunikasi produktif bnayak sekali perubahan dalam diri saya pribadi, dan ananda.
hingga sya akhirnya memutuskan untuk memilih prioritas utama adalah keluarga.
melepaskan amanah yang sudah saya sanggupi beberapa waktu lalu untuk kembali lagi ke keluarga, karena saya sampai sekarang masih meraba dan berusaha adaptasi. melepaskan amanah bukan karena tidak sanggup, tapi lebih ke tujuan awal. untuk apa saya bergabung di komunitas ini, tujuan awalnya apa.
terlalu banyak hal yang memang sangat mengganjal di hati ketika saya semakin dalam tahu, ada beberapa hal yang memang menurut saya sebagai orang awam tidak pas, dan sangat mengganggu. (akhirnya saya kembali bercermin, apakah saya pantas?)
ijinkan saya belajar memperbaiki diri saya dulu, belajar dalam perkuliahan bunda sayang, menerapkannya dalam keluarga secara istiqomah, minimal saya bermanfaat untuk keluarga saya.
duh kok jadi curhat...
i'm still here.. berjuan gmelawan kelemahan saya, dan semoga saya bisa lulus dengan baik plus istiqomah.
tetep dalam lingkaran positif yang saling menguatkan,
hari ini sudah berjalan dengan baik komunikasinya tinggal memanajemen hati dan pikiran agar tidak tampak di luar.
terima kasih IIP terim kasih.
beberapa hari agak lumayan pelajaran yang saya ambil. terutama managemen baper, hihihihi.
ada satu pengalaman dimana saya merasa "weh kok gini yaa, jane karepe opo to?"
dan ketika perasan tersebut tidak diurai dan tidak tersampaikan dengan baik maka akan mempengaruhi kerja satu kerajaan.
pun saya memint awaktu lagi kepada ayah untuk sekedar mendengarkan ketidak enakan perasaan saya.
sekedar sharing, dan beliau bilang "ya ungkapkan apa yang kamu rasakan, jangan berasumsi."
pun akhirnya ketemu, dan ternyata perasaan ini yang Alloh kirimkan ke saya terjawab. dan saya cukup tahu.. ohh iyaa begitu to.
daaan tantangan saya adalah ketika saya semakin menggila dengan tidak mengatur jam online, hingga dapat surat cinta dari ayah tersayang.
"ketika yang utama menjadi yang bukan utama begitu pula sebaliknya maka sebaiknya bunda merenung"
merombak segala hal yang berhubungan dengan dunia online, mulai dari jam online dan tanggung jawab di dunia per online an.
dan pagi ini sebelum ananda sekolah, saya menyelesaikan tugas kuliah bunda sayang. setiap pagi bangun jam 3 menyelesaikan kewajiban untuk diri saya dan tugas tuga syang lain.
selama 10 hri lebih menerapkan komunikasi produktif bnayak sekali perubahan dalam diri saya pribadi, dan ananda.
hingga sya akhirnya memutuskan untuk memilih prioritas utama adalah keluarga.
melepaskan amanah yang sudah saya sanggupi beberapa waktu lalu untuk kembali lagi ke keluarga, karena saya sampai sekarang masih meraba dan berusaha adaptasi. melepaskan amanah bukan karena tidak sanggup, tapi lebih ke tujuan awal. untuk apa saya bergabung di komunitas ini, tujuan awalnya apa.
terlalu banyak hal yang memang sangat mengganjal di hati ketika saya semakin dalam tahu, ada beberapa hal yang memang menurut saya sebagai orang awam tidak pas, dan sangat mengganggu. (akhirnya saya kembali bercermin, apakah saya pantas?)
ijinkan saya belajar memperbaiki diri saya dulu, belajar dalam perkuliahan bunda sayang, menerapkannya dalam keluarga secara istiqomah, minimal saya bermanfaat untuk keluarga saya.
duh kok jadi curhat...
i'm still here.. berjuan gmelawan kelemahan saya, dan semoga saya bisa lulus dengan baik plus istiqomah.
tetep dalam lingkaran positif yang saling menguatkan,
hari ini sudah berjalan dengan baik komunikasinya tinggal memanajemen hati dan pikiran agar tidak tampak di luar.
terima kasih IIP terim kasih.
Komunikasi Produktif 9
Yogyakarta, 12
november 2017
Sudah masuk hari
senin, alhamdulillah.
Beberapa hari
ini, ada sesuatu yang menggelitik batin saya dan pikiran saya. Sesuatu yang
menurut saya ini harus segera diluruskan.
Dan akhirnya saya
sampaikan ke suami.. saat
ananda sedang mempersiapkan kebutuhan sekolahnya.
” Yang.. mau
ngobrol bentar dunk..”
Langsung suami
fokus siap mendengarkan. Karena tidak biasanya saya mengawali dengan kalimat
tersebut.
”yang.. kalau
ayah nie diajari ketrampilan dan orang yang ngajari ayah juga jual bahannya
kira kira nie kalau ayah beli bahan di tempat lain, em ayah punya attitude
ndak?”
”lapo to
nda kok muter muter ae..”
”jadi
gini, bunda tu dicurhati kawan seperti kasus tersebut di atas, dan sesungguhnya
bunda agak gak sreg dalam hal tersebut. Pun di grup WAG dibahas pula beli di
toko X harga sekian, di online shop harga sekian bahan bahan tersebut, padahal
di dalam grup tersebut ada yang ngajari kami.”
”terus
nda..”
”sedih
aja yah, pan bisa dijapri sebenarnya kalau misal ada yang butuh info diman abeli bahan yang murah"
"lha bunda nyaman ndak di komunitas tersebut? ora usah dijawab, bunda tahu apa yang harus bunda lakukan."
dan terdengar suara merdu dari kamar sebelah...
"bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... celanaku mana?" kenceng bener anak ini teriaknya. salah satu caranyha utnuk menarik perhatian saya.
"iyaaa naak sebentar."
sayapun berlari mendekati ananda.
"itu apa" sambil nunjuk di tumpukan bajunya ada celana nyempil disitu.
"hehehehe.. bunda di sini aja nemenin aku."
"iya tapi pake baju sendiri ya."
"iya nda.."
"kak kira kira nie, kalau kaka tiap pagi teriak teriak gitu sakit ndak telinganya?"
"ndak tu nda.."
dieng salah kasih petanyaan, efek lagi susah fokus.
"ok kak.. yuk lanjut siap siap.."
wanita itu ternyata juga perlu didengarkan loo, walaupaun cuma 5 menit. sekedar mendengarkan kegelisahan hatinya, itu sudah cukup membuatnya bahagia.
"lha bunda nyaman ndak di komunitas tersebut? ora usah dijawab, bunda tahu apa yang harus bunda lakukan."
dan terdengar suara merdu dari kamar sebelah...
"bundaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.... celanaku mana?" kenceng bener anak ini teriaknya. salah satu caranyha utnuk menarik perhatian saya.
"iyaaa naak sebentar."
sayapun berlari mendekati ananda.
"itu apa" sambil nunjuk di tumpukan bajunya ada celana nyempil disitu.
"hehehehe.. bunda di sini aja nemenin aku."
"iya tapi pake baju sendiri ya."
"iya nda.."
"kak kira kira nie, kalau kaka tiap pagi teriak teriak gitu sakit ndak telinganya?"
"ndak tu nda.."
dieng salah kasih petanyaan, efek lagi susah fokus.
"ok kak.. yuk lanjut siap siap.."
wanita itu ternyata juga perlu didengarkan loo, walaupaun cuma 5 menit. sekedar mendengarkan kegelisahan hatinya, itu sudah cukup membuatnya bahagia.
komunikasi produktif 8
Yogyakarta, 12
November 2017
Pagi ini bangun
sudah super pagi, karena malam sebelumnya sudah disampaikan bahwa pagi ini kami
akan olahraga di luar rumah. Tujuannya adalah ke Malioboro, seumur umur tinggal
di Jogja belum pernah pagi hari jam 5 gitu jalan jalan di Malioboro.
Dan ternyata
eksekusinya betul jam 5 pagi, kami naik Silver (nama yang kami berikan kepada
motor ayah ZX 130) muterin jogja eh rutenya berubah, pak supir (ayah) lebih
seneng ke alun alun selatan, ternyata eh ternyata ayahanda sudah laper hehehe,
dan kamipun mencari sarapan pagi, ananda makan bubur ayah makan nasi soto,
bunda belum jamnya sarapan.
Sesampainya di
alun alun kidul alhamdulillah lagi bersyukur betul, ada acara Gerakan
Masyarakat Sehat disingkat GERMAS (semoga tidak salah ya) dalam rangka Hari
Kesehatan Nasional. Ada banyak stand di alun alun kidul. Kamipun menjelajah
tiap stand. Dan sampailah kami di stand BPOM, senengnya saya bisa menjelaskan
makanan makanan yang sekiranya berbahaya untuk kesehatan.
”Kak sini deh.”
”apa Nda?”
”kakak tahu ini
apa?”
”kerupuk nda”
”kerupuknya
warnanya apa kak?”
”merah Nda..
pakai pewarna itu ya Nda?”
”iya kak, namanya
Rhodamin B. Itu pewarna berbahaya untuk kesehatan tubuh.”
”bisa sakit ya
Nda?”
”iya sayang,
salah satunya bisa sakit perut. Kakak mau dapat hadiah tidak? Ada kuis ini.”
”mau Nda”
”ditulis dulu
nama kakak.”
Sambil menunggu
ananda menulis nama, saya memilih pertanyaan
yang sekiranya ananda bisa menjawabnya di pohon pertanyaan.
”sudah kak?”
”sudah nda.”
”pertanyaan nomor
22, apakah dibolehkan membungkus makanan menggunakan seteples.”
Heemmmm.... mikir
lama ananda.
”jadi kak, kaka
tahu isi seteples?”
”iya nda.”
”kira kira nie
bahaya tidak kalau tertelan?”
”bahaya nda,
itukan dari besi, bisa luka lidah kita.”
”nah berarti
boleh tidak nak?”
”tidak.”
”oke ditulis
sayang.”
Dan ananda pun
menyerahkan hasil jawabannya kepada petugas BPOM dan ananda memilih hadiah
komik (baru seneng senengnya membaca)
salah satu pojok selfie |
Setelah itu kami
melanjutkan perjalanan di sebelah gedung Sasana Hinggil, ada kegiatan donor
darah dan pemeriksan TORCH gratis. Saya pun daftar dan karena tidak membawa
syarat pemeriksaan saya memutuskan untuk pulang, melengkapi syarat syarat
tersebut, ananda bermain dengan ayah di alun alun.
Syarat
alhamdulillah sudah beres, ngantri lama.
Pemandangan di
hadapan saya bener bener membuat hati trenyuh, ada seorang bapak yang sudah ngantri
dari pagi untuk memeriksakan anaknya yang sudah menikah, apakah anakku sehat,
kok belum hamil setelah keguguran. Dalam benak saya, bapak ini cintanya dan
kasih sayang ke anaknya luar biasa, saya trenyuh kelingan bapak saya sampai
saat ini belum bisa berbakti secara baik kepada beliau. Semoga bapak saya
diparingi umur panjang dan berkah, bisa segera ke Baitullah aamiin.
Selama periksa
ada berita duka masuk, ayah dari teman saya meninggal dunia. Setelah periksa
kami melanjutkan perjalanan ke rumah duka dan menunggu agak lama sampai jenazah
datang.
Hari minggu ini
full lari lari kegiatannya, plus hujan hujanan hehehehe.. banyak perubahan
dalam diri saya ketika menerapkan komunikasi produktif tersebut, dan ananda
jadi sangat berkurang tantrumnya. Ketika saya lelah, saya komunikasikan ke
ayah, saya butuh jeda yah, sebentar saja ya. Sama halnya ketika saya ada
sedikit konflik batin tentang sesuatu hal.. akan saya uraikan di tulisan
selanjutnya...
komunikasi produktif 7
Yogyakarta, 11
November 2017
Pagi ini kami
sekauarga akan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Luar Biasa di daerah
Pajangan Bantul. Dan memang Alloh sudah mentakdirkan lain, saya dan ananda saja
yang bisa berangkat.
Sebelum berangkat
ke panti asuhan, saya dan suami memberikan pengertian kepada ananda..
”ke panti asuhan
Nda.”
”kakak sudah tahu
kalau buda tidak menemani di dalam bis?”
”iya bunda sudah,
bu Guru juga bercerita kalau kita tidak boleh ditemani orang tua”
”nanti bunda
mengawasi dari jauh ya, karena bunda membantu ibu guru.”
”iya bunda, bunda
tidak usah khawatir, aku bisa bun dan berani.”
Saya tersenyum
dan memeluknya, walaupun sejatinya di hati ada rasa haru. Cepat sekali engkau
tumbuh nak.
Acara hari ini
adalah acara rutin kegiatan TK ananda, dan kebetulan saya dan beberapa mama wali
murid turut serta mendampingi di acara tersebut.
Sudah saya
komunikasikan ke suami, jika dalam acara tersebut mohon maaf bunda tidak bisa
menerima telp dan bisa komunikasi via
teks WA karena memang saya tidak enak dengan panitia lain jika menerima telp.
Sepanjang
perjalanan, saya lebih banyak ngobrol dengan mama mama wali murid, karena kami
satu mobil sedangkan ananda di dalam bis yang disewa TK.
Dan sesampainya
di rumah, kami (saya dan suami) mendengarkan ananda bercerita kembali tentang
pengalamnya ketika di panti asuhan. Panti asuhan yang kami kunjungi adalah
panti asuhan yang mengasuh anak anak yang berkebutuhan khusus.
Dan inilah
cerita ananda.
”ayah, tadi aku
ke panti asuhan lo. Naik bis
duduk bersebalahan dengan temanku.”
”iya.. cerita apa
saja tadi kak?”
”jadi tu, tadi
perjalananya jauh yah, naik naik jalannya melewati sawah sawah.”
”kakak suka naik
bis?”
”iya yah, tapi
lain kali jangan bis yang jelek lagi.”
Saya menjadi
pendengar, karena berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar.
”alhamdulillah
bisa naik bis kak.”
”iya yah, dan
tadi aku belajar bersyukur punya badan yang lengkap yah.”
”alhamdulillah,
tadi di panti lihat apa saja kak?”
”tadi di panti
lihat kakak kakak panti main rebana yah, nyanyi gitu. Ada yang tidak bisa
lihat, ada yang tangannya tidak bisa digerakkan (maksudnya ananda adalah
tangannya cacat dari lahir, ukurannya lebih kecil dari tangan normal), ada yang
mukanya gini terus yah (sembari ananda memperlihatkan muka yang dimaksud,
maksud ananda adalah kakak kakak yang mengidap down syndrome).”
”terus kak”
saking antusiasnya sampai tersepona mendengarkan dan melihat ananda bercerita.
”kakak kakaknya
pinter bunda, main gamelan pake kaki, terus Nda mukanya senyum terus. Gak kayak
bunda tu merengut aja merengut aja”
Sayapun senyum..
ayah pun juga hehehehe...
”terus yah,
kakaknya bisa buat kipas, boneka, keset, dan batik. Dijual itu yah. Tapi tadi
kakak tidak beli karena tadi tidak diberi uang saku yah.”
”wah kakak kakaknya
hebat ya, bisa berkreasi dan menghasilkan karya walaupun dalam keterbatasan ya
nak”
”iya yah..”
Hasil Karya kakak kakak di panti asuhan, hasil karya ini dijual dan digunakan untuk mencukupi kebutuhan panti. |
”setelah dari panti ke batik topo yah.Tadi tu
sebelum sampai batik topo bisnya nyasar muter muter gitu, bingung pak
sopirnya.”
”oh yaa? Terus
nak”
”alhamdulilah yah
sampai, tapi yah jalannya jauh, bisnya parkir di pinggir jalan, nah batik
toponya itu jalannya masuk masuk gitu.”
”capek sayangku?”
”iya yah..sampai
habis teh yang dibawain bunda. Nah yah sampai di batik topo, aku belajar buat
batik, pake alat itu yah apa yah namanya? Apa ya Nda namanya. Jadi tu diambil
dari wajan kecil panas ditiup tiup alatnya.”
”Canting kak.”
”Nah iya itu
bunda, jadi cantingnya dimasukkan ke wajan. Wajan itu isinya cairan coklat,
panas banget yah sampai kawanku tangannya kepanasan (melepuh) kena cairan ini
yah, kasian nangis gitu kenceng.”
”cairan coklat
itu namanya malam kak, awalnya bentuknya padat dan dicairkan di atas api sampai
panas, kalau tidak panas dia akan membeku kembali. Jadi ketika kita membatik kita harus hati hati
kak, karena cairan malam itu sangat panas. Semoga teman kakak tangannya lekas
sembuh ya aamiin.”
”iya yah tadi aku
hati hati yah, pelan pelan gitu. ada vidionya ayah, bunda minta tolong pinjam
hp putih, mau lihat vidio aku membatik nda.”
Dan setelah itu
kami asyik melihat proses membatik ananda.
Ananda belajar membatik |
Bersyukur karena kami
berkesempatan menjadi salah satu bagian dalam kegiatan baksos tersebut dan
ananda bisa mengambil nilai positifnya. Ketika keterbatasan bukan menjadi
penghalang untuk berkarya, ketika keterbatasan bukan alasan untuk selalu
mengeluhkan keaadaan. Dan ketika keterbatasan menjadi salah satu sumber
semangat untuk lebih bisa mandiri. Aah.. trenyuh saya ketika bertemu anak anak
di panti tersebut, dan lebih trenyuh lagi ketika anak kami tidak takut untuk
sekedar salaman dengan anak anak penghuni panti, dimana kebanyakan teman
temannya takut. Dan ananda pun ingat
pesan saya semalam sebelum kami melakukan kegiatan ini, karena ada proses
membatik maka saya memberi gambaran dulu bagaimana proses membatik, sehingga
ananda tahu harus bagaimana.
Komunikasi adalah
seni, seni menyampaikan apa yang kita rasakan, apa yang ada dihati dan diotak,
bagaimana menjadikan keduanya sinkron dan disampaikan lewat lisan sehingga yang
mendengarpun jadi paham.
Alhamdulillah
untuk hari ini ya Rabb..
komunikasi produktif 6
Yogyakarta, 10 November 2017
Pagi ini kami berencana berenang, ternyata
takdir Alloh berkata lain. Alhamdulilah ada undangan pengajian di Masjid Kampus
UGM dan akhirnya kami (saya dan ananda mengubah jadwal berenang kami) Apakah
mudah? Alhamdulillah semenjak menerapkan komunikasi produktif anada jadi jarang
tantrum dan marah. Bentuk komnikasi kami.
“Kak.. maaf ya
hari ini kita belum jadi berenang.”
”lhooo kenapa
Nda” (biasanya ananda menangis dan tantrum, alhamdulillah sudah mulai selow)
”Bunda dan tante dina
(guru renang ananda) ada pengajian di masjid kampus UGM kak”
”Terus kapan
Nda..”
”Insya
Alloh kamis pagi ya,”
“baik nda…”
Alhamdulillah
saya tidak perlu melihat adegan drama ananda menangis.
Dan sayapun
bisa mengikuti pengajian bersama teman saya di Masjid Kampus UGM.
Pengajian
yang tadi saya ikuti materinya tentang
komunikasi dalam rumah tangga.
Saya jadi
berkeinginan menulis tentang Komunikasi. Komunikasi itu kelihatannya sepele
akan tetapi Masya Alloh luar biasa ilmunya, sampai suami saya kuliah lagi di
Ilmu Komunikasi. (sedikit banyak saya mendapat ilmunya terutama bagaimana
menghargai lawan bicara ketika kita berkomunikasi, akan saya uraikan di tulisan
selanjutnya)
Komunikasi
dalam hubungan itu penting, ibarat kata seperti Oksigen untuk hidup dan tanpa itu maka kita akan mati. Nah terkadang
sebagian besar manusia terutama kaum hawa suka sejenak menganggap pasangannya
menjadi ”dukun/paranormal”. Salah satu contohnya, pernahkah terlintas dalam
pikiran kita ”Tidak perlu kita utarakan maksud hati nanti dia akan mengerti” Terkadang kita sebagai kaum Hawa kalau
sedang marah atau ada keinginan akan sesuatu lebih sering diam, marah diam,
ingin suami melakukan sesuatu misal membantu membereskan rumah ya diam, ingin
disayang ya diam seribu bahasa berharap dia mengerti apa yang kita rasakan
tanpa kita berucap sepatah katapun.
Naah, terkadang
kita terlalu memiliki ekspetasi yang tinggi akan suatu hal, dan itu tidak
terkomunikasikan dengan baik plus ada bumbu bumbu asumsi yang membuatnya
semakin ”gurih” dalam arti tambah merusak hubungan. Karena asumsi itu
sebenarnya penyakit, penyakit yang bisa merusak suatu hubungan baik hubungan
berumah tangga atau hubungan antar sesama makhluk hidup.
Jadi inget ketika
ayah menyampaikan ”bunda sayang, ayah ini bukan dukun yang bisa menebak isi hati
bunda.” hihihihii dan setelah kejadian miss persepsi waktu itu kami sering
ngobrol berdua, dan waktunya biasanya setelah anada tidur (kalau kami tidak ikut
tidur juga). Lebih kepada tentang kita, jika komunikasi tentang ananda maka
kami melibatkan ananda dalam komunikasi, memberikan kesempatan kepada ananda
untuk menyampaikan keinginannya, harapannya bahkan kritik kepada kami. Hal ini
kami lakukan karena pernah ada kejadian yang memiliki kesan saya sebagai ibu
terlalu memaksakan kehendak, hingga pernah satu waktu ananda berucap
”Bunda itu suka
maksa, saya tidak mau itu.” menangislah ananda dengan gaya tantrumnya yang luar
biasa.
Dan setelah itu,
ayah memberikan teguran halus kepada saya,
”Hargailah
pendapat anakmu, selama itu tidak melanggar norma agama.”
Belum terlambat
untuk berubah menjadi lebih baik. Butuh waktu memang, tinggal kita mau atau
tidak.
Karena komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tanpa asumsi, tanpa amarah, tanpa replay dan
fokus. Dan selalu berupaya untuk merefleksikan ke diri sendiri ”apakah yang
saya ajak komunikasi paham dengan maksud saya?” boleh kok kita mengkonfirmasi
apa yang diterima kepada yang kita ajak komunikasi.biar tidak ada miss miss yang lain :)
Langganan:
Postingan (Atom)